Kamis, 01 November 2012

SOSIOLOGI KONSUMSI


MODUL : 1
Pengerian dan Ruang Lingkup Sosiologi Konsumsi
A.  Pengertian Sosiologi
Davis B Brinkerhoft dan Lynn K White menjelaskan bahwa sosiologi merupakan studi sistematik tentang interaksi sosial manusia. Paul B Horton & Chester L Hunt berpendapat bahwa sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari masyarakat.
B.   Pengertian konsumsi.
Don Slater ( 1997) konsumsi adalah bagaimana manusia dan aktor sosial dengan kebutuhan yang dimiliki berhubungan dengan sesuatu yang dapat memuaskan mereka. Featherstone (2001) istilah konsumsi sama dengan merusak, memakai, membuang, dan menghabiskan.

             B.  Pengertian Sosiologi Konsumsi.
Sosiologi konsumsi dapat didefinisikan :
1.    Suatu kajian yang mempelajari hubungan antara masyarakat yang didalamnya terjadi interaksi sosial dengan konsumsi.
2.    Pendekatan sosiologis yang diterapkan pada fenomena konsumsi.
Sosiologi konsumsi sebagai kajian dapat dilihat bagimana masyarakat mempengaruhi konsumsi dan bagaimana konsumsi mempengaruhi masyarakat. Masyarakat sebagai realitas eksternal akan menunutun individu dalam menentukan apa yang boleh dikonsumsi, bagaimana cara mengkonsumsinya dan dimana dapat mengkonsumsi.
Sebagai pendekatan sosiologi terdiri dari konsep, variabel, teori dan metode yang digunakan sosiologi untuk memahami kenyataan sosial. Konsep sosiologis merupakan konsep yang di gunakan untuk menunjukan sesuatu dalam konteks akademik. Variabel merupakn konsep yang memiliki variasi nilai sedangkan teori merupakan abstraksi dari kenyataan yang menyatakan hubungan sistematis antara fenomena sosial.

Kegiatan belajar : 2  Perbandingan pendekatan Ekonomi dan Sosiologi tentang Konsumsi.

            A.   Konsep Aktor

Titik tolak analisis ekonomi adalah individu yang berakar dari utilitarianisme dan ekonomi politik Inggris. Utilitarianisme berasumsi bahwa individu adalah makluk yang rasional dan individualis sehingga tidak mau ada kontrol negara karena individulah yang paling tahu apa yang mereka butuhkan.
Sosiologi mengarahkan perhatianya pada aktor sebagai kesatuan yang dikonstruksi secara sosial yaitu “aktor dalam suatu interaksi” atau “ aktor dalam masyarakat”. Aktor dalam masyarakat artinya individu yang identitasnya tidak tampil tetapi bersembunyi didalam kesatuan yang bernama masyarakat. Hal ini sesuai dengan konsep Max Weber “Economy and Society” artinya dalam analisis sosiologi aktor dipengaruhi oleh aktor lainya.
           B.   Konsep Tindakan Ekonomi.
Dalam  ekonomi aktor diasumsikan memiliki seperangkat pilihan dan preferansi yang ada dan bersifat stabil. Tindakan aktor bertujuan untuk memaksimalkan pemanfaatan bagi  individu dan meamksimalkan keuntungan bagi perusahaan.
Dalam sosiologi, terdapat beberapa kemungkinan tindakan ekonomi yaitu tindakan rasional, tradisional dan spekulatif rasional. Perbedaan pandangan tentang status makna dan tindakan ekonomi antara ekonomi dan sosiologi :
1.      Ilmu ekonomi memandang rasionalitas sebagai asumsi sedangkan ilmu sosiologi memandang rasionalitas sebagai variabel.
2.      Ilmu ekonomi memandang tindakan ekonomi berdasarkan selera,  kualitas dan harga dari barang dan jasa. Sedangkan sosiologi memandang tindakan ekonomi sebagai tindakan sosial sebab dalam sosiologi makna dikonstruksi secara historis dan meskipun diteliti secara empiris tidak dapat ditarik melalui asumsi dan lingkungan eksternal.
3.      Ilmu ekonomi memberi sedikit perhatian terhadap konsep kekuasaan sementara sosiologi memberi tempat yang luas terhadap dimensi kekuasaan.

C.     Konsep Konsumsi.

1.      Konsep Konsumsi dalam Ekonomi :
a.       Konsumsi sebagai sarana untuk mencapai tujuan negara.
b.      Konsumsi sebagai penggerak pasar dan ekonomi.
c.       Konsumsi sebagai fungsi produksi rumah tangga.

2.      Konsep Konsumsi dalam Sosiologi :  
a.       Konsumsi sebagai fakta sosial.
b.      Konsumsi sebagai definisi sosial.
c.       Konsumsi sebagai perilaku sosial.

D.    Tujuan Analisis.
a.       Ekonomi cenderung melakukan prediksi dan eksplanasi serta sedikit membuat deskripsi.
b.      Sosiologi cenderung pada deskripsi dan eksplanasi serta sedikit prediksi.


Modul : 2
Teori Sosiologi Makro dan Mikro tentang Konsumsi

A.    Teori struktural Fungsional.

1.      Asumsi teori fungsional ;
a.       Setiap masyarakat terdiri dari berbagai elemen yang terstruktur secara mantap dan stabil.
b.      Elemen-elemen yang terstruktur tersebut terintegrasi dengan baik.
c.       Setiap elemen dalam struktur memiliki fungsi memberi sumbangan terhadap bertahanya struktur sebagai sebuah sistem.
d.      Setiap struktur yang fungsional berlandaskan pada konsensus nilai diantara para anggotanya.

B.     Teori Struktural konflik.

Tokoh awal bagi bangunan teori struktural konflik terdiri dari Karl Marx dan Georg Simmel kemudian dikembangkan oleh  Dahrendorf, Lewis Coser, Collins,dll.
Bagi Coser konflik tidak harus destruktif / disfungsional bagi struktur dimana konflik terjadi tetai konflik juga memberi manfaat bagi sistem sosial. Beberapa pemikiran Coser :
1.      Konflik dapat merupakan proses instrumental dalam pembentukan, penyatuan dan pemeliharaan struktural sosial.
2.      Konflik dapat menetapkan dan menjaga garis batas antara dua atau lebih kelompok.
3.      Konflik yang sedang berlangsung dengan kelompok luar dapat memperkuat identitas anggota kelompok.
4.      Konflik dapat menjadi fungsional positif jika tidak mempersoalkan dasar-dasar hubungan dan menjadi fungsional negatif jika menyerang nilai inti.


Kegiatan Belajar : 2    Teori Sosiologi Mikro tentang Konsumsi.

A.                 Teori Interaksionisme Simbolik.

Asumsi Teori interaksi Simbolik : menurut Turner :
1.      Manusia makluk yang mampu menciptakan dan menggunakan simbol.
2.      Manusia menggunakan simbol untuk saling berkomunikasi.
3.      Manusia berkomunikasi melalui pengambilan peran.
4.      Masyarakat terbentu,bertahan dan berubah berdasarkan kemampuan berfikir, mendifinisikan, merefleksi diri dan melakukan evaluasi.

Pandangan teoritisi Interaksionisme simbolik : Herbert Blumer.
Tiga premis yang melandasi teori Interaksionis Simbolik ;
1.      Manusia bertindak terhadap sesuatu berdasarkan makna-makna yang ada pada sesuatu tersebut.
2.      Makna tersebut berasal dari interaksi sosial seseorang dengan orang lain.
3.      Makna-makna tersebut disempurnakan pada saat proses interaksi berlangsung.

B.                 Teori Pertukaran.
Asumsi teori pertukaran :
1.      Manusia makluk yang rasional dengan memperhitungkan untung-rugi.
2.      Perilaku pertukaran sosial terjadi :
a.       Perilaku harus berorientasi pada tujuan-tujuan yang hanya dapat dicapai melalui interaksi dengan orang lain.
b.      Perilaku harus bertujuan memperoleh saranabagi pencapaian tujuan tersebut.
3.      Transaksi pertukaran terjadi jika pihak yang terlibat memperoleh keuntungan dari pertukaran tersebut.
Pandangan teori pertukaran : George Casper Homans ada tiga proposisi :
1.      Proposisi sukses : cenderung untuk mengulangi kesuksesan.
2.      Proposisi stimulus : bertindak sesuai stimulus yang pernah diperoleh.
3.      Proposisi nilai : semakin tinggi nilai suatu tindakan, semakin besar kemungkinan orang melakukanya.
4.      Proposisi deprivasi-satiasi : semakin sering menerima ganjaran dalam waktu yang berdekatan akan semakin berkurang nilainya.

Modul : 3
Teoritisi Klasik dan Kontemporer tentang Sosiologi Konsumsi

1.      Karl Marx ( 1818-1883 )

a.         Potensi kerja (labour power) dipertukarkan dengan benda abstrak (uang).
b.         Dalam membahas komoditas Marx membedakan antara alat produksi (means of production) dan alat-alat konsumsi (means of consumption).
c.         Konsumsi dibedakan : konsumsi sub sistensi dan konsumsi mewah.
d.        Suprastruktur sosial dibangun diatas infrastruktur ekonomi.
e.         Pola konsumsi seseorang / klas merefleksikan basis infrastruktur ekonominya.

2.      Emile Durkheim (1858-1917)
a.       Masyarakat terintegrasi karena adanya kesadaran kolektif  (sentimen bersama).
b.      Masyarakat didasarkan solidaritas organik dan solidaritas mekanik.
c.       Perbedaan cara dan pola konsumsi akan meningkatkan integrasi masyarakat.

Max Weber ( 1864-1920)

a.       Antara etika protestan dan semangat kapitalisme terdapat hubungan yang memiliki konsistensi logis dan pengaruh motivasional timbal balik.
Tindakan konsumsi termasuk tindakan sosial jiks tindakan tersebut memperhatikan keberadaan indivu lain dan diarahkan pada tujuan tertentu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar