MODUL
: 1
Pengerian
dan Ruang Lingkup Sosiologi Konsumsi
A. Pengertian
Sosiologi
Davis
B Brinkerhoft dan Lynn K White menjelaskan bahwa sosiologi merupakan studi
sistematik tentang interaksi sosial manusia. Paul B Horton & Chester L Hunt
berpendapat bahwa sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari masyarakat.
B. Pengertian
konsumsi.
Don
Slater ( 1997) konsumsi adalah bagaimana manusia dan aktor sosial dengan
kebutuhan yang dimiliki berhubungan dengan sesuatu yang dapat memuaskan mereka.
Featherstone (2001) istilah konsumsi sama dengan merusak, memakai, membuang,
dan menghabiskan.
B. Pengertian Sosiologi Konsumsi.
Sosiologi
konsumsi dapat didefinisikan :
1.
Suatu kajian yang mempelajari hubungan
antara masyarakat yang didalamnya terjadi interaksi sosial dengan konsumsi.
2. Pendekatan
sosiologis yang diterapkan pada fenomena konsumsi.
Sosiologi
konsumsi sebagai kajian dapat dilihat bagimana masyarakat mempengaruhi konsumsi
dan bagaimana konsumsi mempengaruhi masyarakat. Masyarakat sebagai realitas
eksternal akan menunutun individu dalam menentukan apa yang boleh dikonsumsi,
bagaimana cara mengkonsumsinya dan dimana dapat mengkonsumsi.
Sebagai
pendekatan sosiologi terdiri dari konsep, variabel, teori dan metode yang
digunakan sosiologi untuk memahami kenyataan sosial. Konsep sosiologis
merupakan konsep yang di gunakan untuk menunjukan sesuatu dalam konteks
akademik. Variabel merupakn konsep yang memiliki variasi nilai sedangkan teori
merupakan abstraksi dari kenyataan yang menyatakan hubungan sistematis antara
fenomena sosial.
Kegiatan
belajar : 2 Perbandingan pendekatan
Ekonomi dan Sosiologi tentang Konsumsi.
A. Konsep
Aktor
Titik
tolak analisis ekonomi adalah individu yang berakar dari utilitarianisme dan
ekonomi politik Inggris. Utilitarianisme berasumsi bahwa individu adalah makluk
yang rasional dan individualis sehingga tidak mau ada kontrol negara karena
individulah yang paling tahu apa yang mereka butuhkan.
Sosiologi
mengarahkan perhatianya pada aktor sebagai kesatuan yang dikonstruksi secara
sosial yaitu “aktor dalam suatu interaksi” atau “ aktor dalam masyarakat”.
Aktor dalam masyarakat artinya individu yang identitasnya tidak tampil tetapi
bersembunyi didalam kesatuan yang bernama masyarakat. Hal ini sesuai dengan
konsep Max Weber “Economy and Society” artinya dalam analisis sosiologi aktor
dipengaruhi oleh aktor lainya.
B. Konsep
Tindakan Ekonomi.
Dalam ekonomi aktor diasumsikan memiliki
seperangkat pilihan dan preferansi yang ada dan bersifat stabil. Tindakan aktor
bertujuan untuk memaksimalkan pemanfaatan bagi
individu dan meamksimalkan keuntungan bagi perusahaan.
Dalam
sosiologi, terdapat beberapa kemungkinan tindakan ekonomi yaitu tindakan
rasional, tradisional dan spekulatif rasional. Perbedaan pandangan tentang
status makna dan tindakan ekonomi antara ekonomi dan sosiologi :
1. Ilmu
ekonomi memandang rasionalitas sebagai asumsi sedangkan ilmu sosiologi
memandang rasionalitas sebagai variabel.
2.
Ilmu ekonomi memandang tindakan ekonomi
berdasarkan selera, kualitas dan harga
dari barang dan jasa. Sedangkan sosiologi memandang tindakan ekonomi sebagai
tindakan sosial sebab dalam sosiologi makna dikonstruksi secara historis dan
meskipun diteliti secara empiris tidak dapat ditarik melalui asumsi dan
lingkungan eksternal.
3. Ilmu
ekonomi memberi sedikit perhatian terhadap konsep kekuasaan sementara sosiologi
memberi tempat yang luas terhadap dimensi kekuasaan.
C. Konsep
Konsumsi.
1. Konsep
Konsumsi dalam Ekonomi :
a. Konsumsi
sebagai sarana untuk mencapai tujuan negara.
b. Konsumsi
sebagai penggerak pasar dan ekonomi.
c. Konsumsi
sebagai fungsi produksi rumah tangga.
2.
Konsep Konsumsi dalam Sosiologi :
a. Konsumsi
sebagai fakta sosial.
b. Konsumsi
sebagai definisi sosial.
c. Konsumsi
sebagai perilaku sosial.
D.
Tujuan Analisis.
a. Ekonomi
cenderung melakukan prediksi dan eksplanasi serta sedikit membuat deskripsi.
b. Sosiologi
cenderung pada deskripsi dan eksplanasi serta sedikit prediksi.
Modul
: 2
Teori
Sosiologi Makro dan Mikro tentang Konsumsi
A. Teori
struktural Fungsional.
1. Asumsi
teori fungsional ;
a. Setiap
masyarakat terdiri dari berbagai elemen yang terstruktur secara mantap dan
stabil.
b. Elemen-elemen
yang terstruktur tersebut terintegrasi dengan baik.
c. Setiap
elemen dalam struktur memiliki fungsi memberi sumbangan terhadap bertahanya
struktur sebagai sebuah sistem.
d. Setiap
struktur yang fungsional berlandaskan pada konsensus nilai diantara para
anggotanya.
B. Teori
Struktural konflik.
Tokoh
awal bagi bangunan teori struktural konflik terdiri dari Karl Marx dan Georg
Simmel kemudian dikembangkan oleh
Dahrendorf, Lewis Coser, Collins,dll.
Bagi
Coser konflik tidak harus destruktif / disfungsional bagi struktur dimana
konflik terjadi tetai konflik juga memberi manfaat bagi sistem sosial. Beberapa
pemikiran Coser :
1. Konflik
dapat merupakan proses instrumental dalam pembentukan, penyatuan dan
pemeliharaan struktural sosial.
2. Konflik
dapat menetapkan dan menjaga garis batas antara dua atau lebih kelompok.
3. Konflik
yang sedang berlangsung dengan kelompok luar dapat memperkuat identitas anggota
kelompok.
4. Konflik
dapat menjadi fungsional positif jika tidak mempersoalkan dasar-dasar hubungan
dan menjadi fungsional negatif jika menyerang nilai inti.
Kegiatan
Belajar : 2 Teori Sosiologi Mikro
tentang Konsumsi.
A.
Teori Interaksionisme Simbolik.
Asumsi Teori interaksi Simbolik :
menurut Turner :
1. Manusia
makluk yang mampu menciptakan dan menggunakan simbol.
2. Manusia
menggunakan simbol untuk saling berkomunikasi.
3. Manusia
berkomunikasi melalui pengambilan peran.
4. Masyarakat
terbentu,bertahan dan berubah berdasarkan kemampuan berfikir, mendifinisikan,
merefleksi diri dan melakukan evaluasi.
Pandangan teoritisi
Interaksionisme simbolik : Herbert Blumer.
Tiga
premis yang melandasi teori Interaksionis Simbolik ;
1. Manusia
bertindak terhadap sesuatu berdasarkan makna-makna yang ada pada sesuatu
tersebut.
2. Makna
tersebut berasal dari interaksi sosial seseorang dengan orang lain.
3. Makna-makna
tersebut disempurnakan pada saat proses interaksi berlangsung.
B.
Teori Pertukaran.
Asumsi teori pertukaran
:
1. Manusia
makluk yang rasional dengan memperhitungkan untung-rugi.
2. Perilaku
pertukaran sosial terjadi :
a. Perilaku
harus berorientasi pada tujuan-tujuan yang hanya dapat dicapai melalui interaksi
dengan orang lain.
b. Perilaku
harus bertujuan memperoleh saranabagi pencapaian tujuan tersebut.
3. Transaksi
pertukaran terjadi jika pihak yang terlibat memperoleh keuntungan dari
pertukaran tersebut.
Pandangan
teori pertukaran : George Casper Homans ada tiga proposisi :
1. Proposisi
sukses : cenderung untuk mengulangi kesuksesan.
2. Proposisi
stimulus : bertindak sesuai stimulus yang pernah diperoleh.
3. Proposisi
nilai : semakin tinggi nilai suatu tindakan, semakin besar kemungkinan orang
melakukanya.
4. Proposisi
deprivasi-satiasi : semakin sering menerima ganjaran dalam waktu yang
berdekatan akan semakin berkurang nilainya.
Modul
: 3
Teoritisi
Klasik dan Kontemporer tentang Sosiologi Konsumsi
1. Karl
Marx ( 1818-1883 )
a.
Potensi kerja (labour power) dipertukarkan
dengan benda abstrak (uang).
b.
Dalam membahas komoditas Marx membedakan
antara alat produksi (means of production) dan alat-alat konsumsi (means of
consumption).
c.
Konsumsi dibedakan : konsumsi sub
sistensi dan konsumsi mewah.
d.
Suprastruktur sosial dibangun diatas
infrastruktur ekonomi.
e.
Pola konsumsi seseorang / klas
merefleksikan basis infrastruktur ekonominya.
2. Emile
Durkheim (1858-1917)
a. Masyarakat
terintegrasi karena adanya kesadaran kolektif (sentimen bersama).
b. Masyarakat
didasarkan solidaritas organik dan solidaritas mekanik.
c. Perbedaan
cara dan pola konsumsi akan meningkatkan integrasi masyarakat.
Max Weber ( 1864-1920)
a.
Antara etika protestan dan semangat
kapitalisme terdapat hubungan yang memiliki konsistensi logis dan pengaruh motivasional
timbal balik.
Tindakan konsumsi
termasuk tindakan sosial jiks tindakan tersebut memperhatikan keberadaan indivu
lain dan diarahkan pada tujuan tertentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar